Ketua Presidium ICMI Pusat, Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim menegaskan, sebanyak 1 juta lulusan perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang bergelar sarjana menganggur. Sedangkan keseluruhan jumlah penganggur di Indonesia sebanyak 5,5 juta orang.
“Data yang dilansir pada awal 2008 itu menunjukkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Selain itu, data itu juga menunjukkan bahwa menempuh pendidikan di PT hanya menjadi salah satu jalur yang dilalui untuk menempuh tantangan di arena hidup yang sesungguhnya.
Cepat atau tidaknya lulusan PT bekerja, bergantung kepada kreativitas dan keinovatifan dalam menggali potensi yang dimiliki,” kata Marwah saat berbicara di hadapan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung di Auditorium UIN SGD, Jln. A.H. Nasution 105 Bandung.
Kegiatan itu merupakan salah satu materi acara yang digelar pada “Ta’aruf Mahasiswa Baru UIN SGD Bandung, Tahun Akademik 2008/2009″. Selanjutnya birokrat yang saat ini banyak bergiat pada program pengembangan kepribadian itu mengatakan, ketika Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke-63, Indonesia masih dibelenggu oleh berbagai permasalahan.
Di era abad milenium ini, katanya, Indonesia masih menjadi negara yang mengimpor bahan-bahan pangan. Beberapa jenis bahan makanan, seperti beras, kedelai, jagung, singkong hingga garam, masih diimpor oleh negara yang berslogan Negeri Gemah Ripah Lohjinawi ini. “Salah satu bahan pangan yang diimpor dari luar negeri yaitu gandum. Impor bahan untuk pembuatan roti itu berasal dari beberapa negara di Benua Amerika dan Eropa. Sedikitnya 4,5 juta ton gandum setiap tahun didatangkan ke Indonesia,” katanya.
Disebutkannya, kenyataan lain yang juga membuat bangsa Indonesia prihatin, yaitu masih rendahnya pendapatan per kapita manusia Indonesia. Rata-rata pendapatan per kapita setiap penduduk Indonesia hanya sebesar 1.000 dolar Amerika Serikat/AS (Rp 1 juta) per tahun.
“Angka sebesar itu sangat jauh dibandingkan negara-negara lain yang sudah mencapai predikat negara maju. Untuk negara Jepang misalnya, rata-rata pendapatan per kapita penduduknya mencapai angka 37.000 dolar AS (37 juta) per tahun,” ujarnya.
Marwah mengungkapkan, data lain yang akan membuat semakin prihatin rakyat yaitu membumbungnya utang luar negeri Indonesia. Pada tahun ini, utang luar negeri Indonesia sebesar Rp 1.500 trilliun. “Angka itu menunjukkan bahwa setiap orang Indonesia memiliki beban utang sangat besar. Dari 200 juta penduduk Indonesia, setiap warga Indonesia menanggung utang sebesar Rp 7 juta,” tuturnya.
Menurut Marwah, untuk menghadapi berbagai permasalahan yang membebani Indonesia, manusia Indonesia ha-rus meningkatkan kemampuan dalam memenej diri. “Kalangan muda yang akan berkiprah 4 hingga 5 tahun yang akan datang dituntut melakukan visi kehidupan yang jelas. Tidak pada tempatnya jika kita menggantungkan hidup kepada orang lain,” katanya. (Dedi Ahmad Soleh)
Baca : Kabar Gembira Untuk Anda Yang Masih Menganggur
“Data yang dilansir pada awal 2008 itu menunjukkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Selain itu, data itu juga menunjukkan bahwa menempuh pendidikan di PT hanya menjadi salah satu jalur yang dilalui untuk menempuh tantangan di arena hidup yang sesungguhnya.
Cepat atau tidaknya lulusan PT bekerja, bergantung kepada kreativitas dan keinovatifan dalam menggali potensi yang dimiliki,” kata Marwah saat berbicara di hadapan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung di Auditorium UIN SGD, Jln. A.H. Nasution 105 Bandung.
Kegiatan itu merupakan salah satu materi acara yang digelar pada “Ta’aruf Mahasiswa Baru UIN SGD Bandung, Tahun Akademik 2008/2009″. Selanjutnya birokrat yang saat ini banyak bergiat pada program pengembangan kepribadian itu mengatakan, ketika Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke-63, Indonesia masih dibelenggu oleh berbagai permasalahan.
Di era abad milenium ini, katanya, Indonesia masih menjadi negara yang mengimpor bahan-bahan pangan. Beberapa jenis bahan makanan, seperti beras, kedelai, jagung, singkong hingga garam, masih diimpor oleh negara yang berslogan Negeri Gemah Ripah Lohjinawi ini. “Salah satu bahan pangan yang diimpor dari luar negeri yaitu gandum. Impor bahan untuk pembuatan roti itu berasal dari beberapa negara di Benua Amerika dan Eropa. Sedikitnya 4,5 juta ton gandum setiap tahun didatangkan ke Indonesia,” katanya.
Disebutkannya, kenyataan lain yang juga membuat bangsa Indonesia prihatin, yaitu masih rendahnya pendapatan per kapita manusia Indonesia. Rata-rata pendapatan per kapita setiap penduduk Indonesia hanya sebesar 1.000 dolar Amerika Serikat/AS (Rp 1 juta) per tahun.
“Angka sebesar itu sangat jauh dibandingkan negara-negara lain yang sudah mencapai predikat negara maju. Untuk negara Jepang misalnya, rata-rata pendapatan per kapita penduduknya mencapai angka 37.000 dolar AS (37 juta) per tahun,” ujarnya.
Marwah mengungkapkan, data lain yang akan membuat semakin prihatin rakyat yaitu membumbungnya utang luar negeri Indonesia. Pada tahun ini, utang luar negeri Indonesia sebesar Rp 1.500 trilliun. “Angka itu menunjukkan bahwa setiap orang Indonesia memiliki beban utang sangat besar. Dari 200 juta penduduk Indonesia, setiap warga Indonesia menanggung utang sebesar Rp 7 juta,” tuturnya.
Menurut Marwah, untuk menghadapi berbagai permasalahan yang membebani Indonesia, manusia Indonesia ha-rus meningkatkan kemampuan dalam memenej diri. “Kalangan muda yang akan berkiprah 4 hingga 5 tahun yang akan datang dituntut melakukan visi kehidupan yang jelas. Tidak pada tempatnya jika kita menggantungkan hidup kepada orang lain,” katanya. (Dedi Ahmad Soleh)
Baca : Kabar Gembira Untuk Anda Yang Masih Menganggur
No comments:
Post a Comment