Edisi pertama buku ‘On the Origin of Species’ yang masih belum rampung karya Charles Darwin ditemukan di sebuah toilet keluarga di kawasan selatan Inggris. Buku yang dicetak pada tahun 1859 itu dibeli oleh sebuah keluarga hanya dengan harga beberapa shilling sekitar 40 tahun lalu.
Seperti diberitakan AFP, sejak membeli buku itu, keluarga tersebut menyimpannya di sebuah rak buku di dalam rumah mereka yang terletak di area Oxford.
Setelah ditemukan, rencananya buku itu akan dilelang di London bersamaan dengan peringatan 150 tahun terbitnya buku karya bapak teori evolusi yang masyhur tersebut. Harganya tak tanggung tanggung. Buku itu diperkirakan mencapai 60.000 pounds atau mendekati Rp 1 miliar!
“Buku ini sangat penting. Pemiliknya yang sekarang tidak tahu buku itu memiliki makna yang sangat penting,” kata Kepala Rumah Lelang Christie yang mengurus penjualan tersebut, Margaret Ford.
‘On the Origin of Species’ merupakan karya utama Charles Dawin, tokoh yang kontroversial lewat teorinya tentang evoluasi manusia dari kera. Dalam buku itu Darwin menjelaskan teorinya tentang evolusi di mana spesies berkembang dari generasi ke generasi lewat proeses seleksi alam.
Seperti diberitakan AFP, sejak membeli buku itu, keluarga tersebut menyimpannya di sebuah rak buku di dalam rumah mereka yang terletak di area Oxford.
Setelah ditemukan, rencananya buku itu akan dilelang di London bersamaan dengan peringatan 150 tahun terbitnya buku karya bapak teori evolusi yang masyhur tersebut. Harganya tak tanggung tanggung. Buku itu diperkirakan mencapai 60.000 pounds atau mendekati Rp 1 miliar!
“Buku ini sangat penting. Pemiliknya yang sekarang tidak tahu buku itu memiliki makna yang sangat penting,” kata Kepala Rumah Lelang Christie yang mengurus penjualan tersebut, Margaret Ford.
‘On the Origin of Species’ merupakan karya utama Charles Dawin, tokoh yang kontroversial lewat teorinya tentang evoluasi manusia dari kera. Dalam buku itu Darwin menjelaskan teorinya tentang evolusi di mana spesies berkembang dari generasi ke generasi lewat proeses seleksi alam.
No comments:
Post a Comment