Yesus adalah orang Yahudi dan beragama Yahudi. Ia setia hadir di Sinagoge: "....menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat (Luk 4:16). Demikian juga keduabelas murid-Nya.
Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, para murid agaknya masih meneruskan kelaziman ini selama beberapa bula atau tahun. Dari catatan di Kisah Para Rasul dan beberapa surat Paulus tampak bahwa para pengikut Tuhan Yesus masih terus berbakti dengan orang-orang Yahudi lain di Sinagoge.
Gereja Kristen lahir ketika para pengikut Tuhan Yesus sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa ada sesuatu rencana dasariah membedakan mereka dari para pemeluk agama yahudi. Hal yang membedakan itu adalah pengakuan para pengikut Yesus bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat. Pengakuan ini menjadi kerugma (berita) yaitu pemberitaan yang khas atau dasariah. Kerugma itu disampaikan dengan jelas oleh Petrus dalam khotbahnya beberapa hari setelah kenaikan Yesus sebagaimana dicatat di Kisah Rasul 2. Inti kerugma dicatat di ayat 36: "..... Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Kerugma bukan berisi informasi yang tinggal diterima begitu saja, melainkan pengakuan atau kesaksian yang masih terus dicerna, digumuli, dan direnungkan. Sebab itu kerugma perlu dijabarkan dan diuraikan sampai pada implikasinya. Maka lahirlah didakhe atau pengajaran yang bersumber dan berdasar pada kerugma. Intinya berpokok tentang diri, perbuatan dan perkataan Yesus. Didakhe itu sendiri mempunyai banyak bentuk: pengajaran lisan, pengajaran tertullis, lambang (baptis, ekaristi, salib, ikan, gambar-gambar), doa, nyanyian, pengakuan iman atau kredo, doktrin atau dogma, pembelaan atau apologia dan sbeagainya.
Oleh karena adanya kerugma dan didakhe ini, maka secara berangsur-angsur para pengikut Yesus memisahkan diri dari sinagoge. Lahirlah gereja. Gereja-gereja Kristen yang mula-mula ini berbentuk "jemaat di rumah" (Rom 16:5, 1 Kor 116:19, Kol 4:15).
Ada dugaan yang kuat, kegiatan yang utama di gereja-gereja yang mula-mula ini adalah belajar. Dalam Galatia 6:6 pertemuan itu disebut "pengajaran dalam Firman" (lihat juga Flp 1:14).
Apa yang dimaksudkan di situ dengan Firma? yang pasti pada waktu itu belum ada Perjanjian Baru. Kita Perjanjian Baru yang paling awal baru berbentuk sehelai surat, yaitu Surat Tesalonika yang ditulis pada Tahun 50. Apa yang disebut "bagian-bagian dari kitab suci" dalam Kisah Para Rasul 17:2 adalah Perjanjian Lama. Bacaan lain yang mungkin juga digunakan adalah catatan lepas tentang ucapan-ucapan Tuhan Yesus yang sumbernya adalah para saksi mata. Dugaan itu disimpulkan dari keterangan Lukas, "Setelah menyelidiki segala
peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukanna dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar (Luk 1:3-4).
Siapa yang mengajar? jelas keduabelas murid Yesus. Dalam perkembangan waktu muncullah jabatan baru. menurut Kisah Para Rasul 13:1 jabatan baru dalam Gereja muncul di Antiokhia, yaitu kota dimana para pengikut Tuhan Yesus mulai disebut Kristen (lihat Kis 11:26). Tetapi itu bukan berarti umat hanya menjadi penerima. Umat juga mengajar; mereka saling mengajar seperti ditulis: "nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan (1 Tes 5:11). "Yang pasti para orang tua di rumah juga berfungsi sebagai pengajar yang mendidik anak" di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef 6:4).
Menjelang kenaikan-Nya Tuhan Yesus berpesan agar pengkikut-Nya mengajar dan belajar. Gereja yang mula-mula menanggapi pesan itu. Hal itu nyata dari kesungguhan mereka untuk belajar dan mengajar dengan pelbagai cara. "Mereka bertekun dalampengajaran..... (Kis 2:42). "Filipus mengajar orang dari Etiopia (Kis 8:26-40). Paulus menulis surat. Lukas mengarang buku. Barnabas "tinggal bersama-sama jemaat itu sau tahun lamanya sambil mengajar banyak orang (Kis 11:26). Dan sebagainya.
Download klik: APA GEREJA KITA SIBUK BELAJAR
Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, para murid agaknya masih meneruskan kelaziman ini selama beberapa bula atau tahun. Dari catatan di Kisah Para Rasul dan beberapa surat Paulus tampak bahwa para pengikut Tuhan Yesus masih terus berbakti dengan orang-orang Yahudi lain di Sinagoge.
Gereja Kristen lahir ketika para pengikut Tuhan Yesus sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa ada sesuatu rencana dasariah membedakan mereka dari para pemeluk agama yahudi. Hal yang membedakan itu adalah pengakuan para pengikut Yesus bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat. Pengakuan ini menjadi kerugma (berita) yaitu pemberitaan yang khas atau dasariah. Kerugma itu disampaikan dengan jelas oleh Petrus dalam khotbahnya beberapa hari setelah kenaikan Yesus sebagaimana dicatat di Kisah Rasul 2. Inti kerugma dicatat di ayat 36: "..... Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Kerugma bukan berisi informasi yang tinggal diterima begitu saja, melainkan pengakuan atau kesaksian yang masih terus dicerna, digumuli, dan direnungkan. Sebab itu kerugma perlu dijabarkan dan diuraikan sampai pada implikasinya. Maka lahirlah didakhe atau pengajaran yang bersumber dan berdasar pada kerugma. Intinya berpokok tentang diri, perbuatan dan perkataan Yesus. Didakhe itu sendiri mempunyai banyak bentuk: pengajaran lisan, pengajaran tertullis, lambang (baptis, ekaristi, salib, ikan, gambar-gambar), doa, nyanyian, pengakuan iman atau kredo, doktrin atau dogma, pembelaan atau apologia dan sbeagainya.
Oleh karena adanya kerugma dan didakhe ini, maka secara berangsur-angsur para pengikut Yesus memisahkan diri dari sinagoge. Lahirlah gereja. Gereja-gereja Kristen yang mula-mula ini berbentuk "jemaat di rumah" (Rom 16:5, 1 Kor 116:19, Kol 4:15).
Ada dugaan yang kuat, kegiatan yang utama di gereja-gereja yang mula-mula ini adalah belajar. Dalam Galatia 6:6 pertemuan itu disebut "pengajaran dalam Firman" (lihat juga Flp 1:14).
Apa yang dimaksudkan di situ dengan Firma? yang pasti pada waktu itu belum ada Perjanjian Baru. Kita Perjanjian Baru yang paling awal baru berbentuk sehelai surat, yaitu Surat Tesalonika yang ditulis pada Tahun 50. Apa yang disebut "bagian-bagian dari kitab suci" dalam Kisah Para Rasul 17:2 adalah Perjanjian Lama. Bacaan lain yang mungkin juga digunakan adalah catatan lepas tentang ucapan-ucapan Tuhan Yesus yang sumbernya adalah para saksi mata. Dugaan itu disimpulkan dari keterangan Lukas, "Setelah menyelidiki segala
peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukanna dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar (Luk 1:3-4).
Siapa yang mengajar? jelas keduabelas murid Yesus. Dalam perkembangan waktu muncullah jabatan baru. menurut Kisah Para Rasul 13:1 jabatan baru dalam Gereja muncul di Antiokhia, yaitu kota dimana para pengikut Tuhan Yesus mulai disebut Kristen (lihat Kis 11:26). Tetapi itu bukan berarti umat hanya menjadi penerima. Umat juga mengajar; mereka saling mengajar seperti ditulis: "nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan (1 Tes 5:11). "Yang pasti para orang tua di rumah juga berfungsi sebagai pengajar yang mendidik anak" di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef 6:4).
Menjelang kenaikan-Nya Tuhan Yesus berpesan agar pengkikut-Nya mengajar dan belajar. Gereja yang mula-mula menanggapi pesan itu. Hal itu nyata dari kesungguhan mereka untuk belajar dan mengajar dengan pelbagai cara. "Mereka bertekun dalampengajaran..... (Kis 2:42). "Filipus mengajar orang dari Etiopia (Kis 8:26-40). Paulus menulis surat. Lukas mengarang buku. Barnabas "tinggal bersama-sama jemaat itu sau tahun lamanya sambil mengajar banyak orang (Kis 11:26). Dan sebagainya.
Download klik: APA GEREJA KITA SIBUK BELAJAR
No comments:
Post a Comment