PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) akan menyelesaikan pembangunan pusat industri perfilman yang dinamakan Movieland dalam beberapa tahun ke depan.
Rencananya, proyek tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 36 hektar (Ha) yang sudah disediakan sepenuhnya oleh perseroan.
"Kita akan membangun Movieland di Jababeka yang akan menyediakan seluruh fasilitas industri perfilman," ujar Presiden Direktur KIJA, SD. Darmono dalam konferensi pers di Polo Club, Manara Batavia, Jakarta.
Namun ia belum dapat memastikan kapan Movieland ini akan selesai dibangun. Mekanisme penggarapan proyek ini adalah, KIJA akan menyediakan lahan dan fasilitas yang nantinya akan disewakan pada para produsen film.
"Kita belum tahu kapan selesainya, perusahaan film kan terus berkembang," ujar dia.
Saat ini, ungkap Darmono, sudah ada 3 perusahaan perfilman yang tengah membangun studio di area Movieland.
"Yang sedang bangun studio antara lain Multivision dan perusahaan film dari Prancis. Kita juga kerjasama dengan Pusat Perfilman Nasional," katanya.
Mengenai pendanaan proyek tersebut, tambah dia, akan diperoleh dari hasil penjualan lahan di kawasan tersebut.
"Harga per meter kan Rp 10 juta, totalnya sekitar Rp 3,6 triliun. Sisanya diperoleh dari perusahaan yang investasi disini," jelasnya.
Selain itu, perseroan juga akan menyelesaikan pembangunan proyek Dry Port untuk pengangkutan barang produksi pabrik yang berasal dari kawasan industri di Cikarang.
"Tahap awal kita mulai 10 hektar dulu di Cikarang," kata Darmono.
Ia mengungkapkan, perseroan berencana akan mengembangkan Dry Port hingga 200 Ha dalam 10 tahun ke depan.
"Nanti kita akan kembangkan juga di kawasan Selatan dan Barat, tinggal tunggu pembicaraan dengan Dirjen Bea dan Cukai," pungkasnya.
Rencananya, proyek tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 36 hektar (Ha) yang sudah disediakan sepenuhnya oleh perseroan.
"Kita akan membangun Movieland di Jababeka yang akan menyediakan seluruh fasilitas industri perfilman," ujar Presiden Direktur KIJA, SD. Darmono dalam konferensi pers di Polo Club, Manara Batavia, Jakarta.
Namun ia belum dapat memastikan kapan Movieland ini akan selesai dibangun. Mekanisme penggarapan proyek ini adalah, KIJA akan menyediakan lahan dan fasilitas yang nantinya akan disewakan pada para produsen film.
"Kita belum tahu kapan selesainya, perusahaan film kan terus berkembang," ujar dia.
Saat ini, ungkap Darmono, sudah ada 3 perusahaan perfilman yang tengah membangun studio di area Movieland.
"Yang sedang bangun studio antara lain Multivision dan perusahaan film dari Prancis. Kita juga kerjasama dengan Pusat Perfilman Nasional," katanya.
Mengenai pendanaan proyek tersebut, tambah dia, akan diperoleh dari hasil penjualan lahan di kawasan tersebut.
"Harga per meter kan Rp 10 juta, totalnya sekitar Rp 3,6 triliun. Sisanya diperoleh dari perusahaan yang investasi disini," jelasnya.
Selain itu, perseroan juga akan menyelesaikan pembangunan proyek Dry Port untuk pengangkutan barang produksi pabrik yang berasal dari kawasan industri di Cikarang.
"Tahap awal kita mulai 10 hektar dulu di Cikarang," kata Darmono.
Ia mengungkapkan, perseroan berencana akan mengembangkan Dry Port hingga 200 Ha dalam 10 tahun ke depan.
"Nanti kita akan kembangkan juga di kawasan Selatan dan Barat, tinggal tunggu pembicaraan dengan Dirjen Bea dan Cukai," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment