multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Kisah Manusia yang Tertidur Selama 100 Tahun !


Hari itu Uzair bermaksud pergi kekebun. Dia ingin sekali memetik buah-buahan yang sudah tumbuh lebat di kebunnya. akhirnya Uzair berangkat menaiki keledainya dan pergimenuju kekebun. Disana dia memetik buah anggur dan buah lainya sampai memenuhi dua keranjang yang di bawanya. Setelah selesai Uzair pun kembali pulang menaiki keledainya.

Siang itu terasa sangat terik, Matahari memancarkan sinarnya yang menyengat ke seisi alam. Keledai yang di tumpangi Uzair berjalan perlahan dan tampak keletihan. Tanpa disadari, keledai itu membawa Uzair ke sebuah tempat yang sangat jauh dari rumah. Ketika sampai di perkuburan, keledai itu tampak sangat kelelelahan sehingga Uzair bermaksud beristirahat disana,. Setelah mengikat keledainya di sebuah tiang. Uzair pun melihat-lihat sekeliling perkuburan yang ternyata sudah hancur dan sepi.

Ketika melihat perkuburan yang sedang hancur, tiba-tiba Uzair teringat bahwa semua yang sudah meninggal akan di bangkitkan dan di hidupkan kembali kepada Allah,di akhirat nanti. Setelah tubuh manusia yang telah meninggal, hancur, dan menjadi tanah seperti ini, bagaimana cara Allah, menghidupkan mereka kembali? pikiran itu mengusik hati Uzair.

Allah Maha mengetahui untuk menjawab rasa penasaran Uzair, Allah mengutus Malaikat Izrailmencabut nyawa Uzair. Uzair pun meninggal saat itu juga di tengah perkuburan yang sangat sepidan jauh dari mana-mana. Keledainya yang terikat pun tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga lambat laun keledai itu pun mati beberapa hari kemudian karenakehausan dan kelaparan.

Keluarga Uzair yang merasa kehilanganmencoba mencari ke mana-mana. Namun, semua usaha mereka sis-sia karena Uzair tidak bisa lagi mereka temukan. Setelah sekian lama, mereka pun mengikhlaskan kepergian Uzair yang mungkin saja sudah meninggal di suatu tempat yang tidak pernah mereka ketahui.

Setahun, dua tahun, puluhan tahun, sampai akhirnya seratus tahun sejak uzair meninggal, Allah pun menghidupkan kembali Uzair. Perkuburan tempat Uzair meninggal sudah berubah menjadi sangat hancur sekarang. Bahkan, keledainya yang mati pun sudah tinggal tulang belulang. Tubuh Uzair yang sudah hancur pun lambat laun di kembalikan secara utuh seperti sediakala.

Uzair yang terbangun kembali dari kematiannya merasa bingung dengan keadaan yang dilihatnya. Dia tidak mengetahui yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa sudah tertidur di tempat itu. Namun ketika bangun, semuanya sudah sangat berubah, Allah mengutus malaikat untuk bertanya kepada Uzair, " Sudah beberapa lama kamu tinggal disini?"
Uzair mengerutkan keningnya. Hari sudah senja dan dia masih sangat ketika sampai di perkuburan ini hari masih siang. " Saya tinggal disini sehari atau mungkin setengah hari" jawabnya.

"Kamu sudah tinggal disini selama seratus tahun sementara buah-buahan yang ada di dalam keranjangnya masih terlihat segar dan tidak busuk sama sekali. Namun, alangkah terkejutnya Uzair ketika melihat keledainya justru sudah tinggal tulang belulang.

" Demikianlah, sesungguhnya kekuasaan Allah. Sekarang kamu perhatikan dengan baik, Allah dapat menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal dan mengembalikan jasad yang sudah hancur dengan mudahnya. Demikianlah, Allah akan menghidupkan dan mengembalikan jasad manusia yang sudah meninggal di akhirat nanti dengan begitu mudahnya."

Uzair kembali terkejut ketika dilihatnya tulang belulang keledainya tiba-tiba dilapisi daging, urat, dan otot serta kulit, lengkap dengan bulu-bulu. Keledai yang sudah tinggal tulang belulang itu akhirnya membentuk kembali menjadi seekor keledai yang utuh dan hidup kembali atas kehendak Allah Swt.

"Sesungguhnya, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, " kata Uzair. Menyaksikan kebesaran Allah tersebut semakin mempertebal keyakinan dan keimanan Uzair. Tidak ada lagi yang dapat menghalanginya untuk semakin beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.

Setelah mendapatkan pengalaman yang sangat mengesankan yaitu dihidupkan kembali setelah kematiannya selama seratus tahun dan menyaksikan bagaimana dari tulang belulang keledainya bisa hidup kembali, Uzair pun kembali kerumahnya. Dengan menuggangi keledainya, Uzair melihat sudah berubah.

Dengan tatapan binggung, Uzair memasuki kampungnya seolah memasuki daerah yang baru pertama dimasukinya. Waktu seratus tahun ternyata begitu ternyata sudah mengubah kampung halamanya jauh dari saat ditinggalkannya dulu. Semua rumah dan bangunan sudah berubah. Ada yang menjadi lebih bagus dan ada juga yang sudah hancur dan tidak terawat. Setiap orang yang ditemui tidak ada satu pun yang dikenalnya. Semua sudah terasa asing dimatanya.

" Wahai ibu, tahukah dimana rumah Uzair?" tanyanya pada seorang perempuan tua. Karena sudah banyak berubah, Uzair tidak tahu lagi rumahnya sehingga harus bertanya pada perempuan tua yang ditemuinya.

Tiba-tiba, perempuan tua itu menangis, " Tidak ada lagi yang bernama Uzair disini. Uzair yang kami kenal telah lama meninggalkan desa ini seratus tahun yang lalu, " ujarnya sedih.
Mendengar jawaban itu. Uzair tentu saja kaget, " Ibu, akulah Uzair, allah Swt. sudah membuatku meninggal selama seratus tahun lalu dan menghidupkan aku lagi sekarang". kata Uzair mencoba meyakinkan perempuan itu.

Dengan pandangannya yang sudah tidak jelas, perempuan tua itu menggeleng tidak percaya, " Bagaimana mungkin kamu adalah Uzair? Uzair yang kami kenal pasti sudah sangat tua umurnya sekarang."
"Tapi, aku benar-benar Uzair."

" Kalau kamu benar Uzair. Cobalah panjatkan do'a untuk kesembuhan matakuyang sudah rabun ini. Uzair adalah seorang yang bertaqwa kepada Allah Swt. dan setiap do'anya pasti akan dikabulkan oleh Allah" Pinta perempuan itu yang sudah mengenal Uzair dengan baik.

Untuk memebuktikan dirinya adalah Uzair, ia pun memanjatkan do'a kepada Allah Swt, agar perempuan tua itu dapat melihat kembali dengan jelas, Allah menyayangiUzair dan mengabulkan do'anya sehingga perempuan tua itu kembali memiliki penglihatan yang sehat dan jelas. Begitu melihat Uzair, alangkah terkejutnya perempuan tua itu yang ternyata dulunya adalah pembantu di rumah Uzair.

" Ya Allah, kamu benar Uzair!" pekiknya tidak percaya. Tak ayal lagi perempuan tua itu berlari-lari sambil berteriak bahwa Uzair sudah kembali ke desa mereka setelah seratus tahun pergi. Dia berteriak-teriak sampai memancing perhatian penduduk desa lainnya.

Akhirnya, penduduk desa berkumpul untuk menyaksikan kedatangan Uzair. Mereka tidak yakin bahwa orang itu adalah Uzair yang sebenarnya. Bagaimana mungkin Uzair yang seharusnya berumur seratus tahun ternyata masih terlihat sangat muda seperti itu? Diantara penduduk yang berkumpul banyak sekali ahli ulama dan juga putra Uzair yang masih meragukan apakah benar laki-laki itu ayahnya?

" Ayahku memiliki suatu tanda di punggungny. Apakah kamu memiliki tanda seperti itu?" tanya putranya.
Uzair pun membuka bajunya dan memperlihatkan tanda di punggungnya. Para pendudukpun menghela nafas ketika putra Uzair mengatakan bahwa tanda itu sama persis dengan tnda yng dimiliki ayahnya.

Ternyata, para ahli ulama belum puas. Mereka ingin bukti yang lebih kuat lagi. dahulu Uzair sangat dikenal sebagai oarng yang dapat menghafal seluruh isi kitab Taurat. Uzair pun di minta membacakan keseluruhan kitab Taurat dengan benar tanpa satu pun kesalahan.

Tanpa ragu dan takut, Uzair memenuhi permintaan itu dengan senang hati. Dia membacakan isi kitab Taurat selengkap-lengkapnya dan jelas tanpa ada satu pun kesalahan yang dilakukannya. Orang - orang yang berkumpul berseru kaget. Orang ini ternyata benar Uzair. Breita kematian Uzair selama seratus tahun dan kemudian di hidupkan oleh Allah Swt adalah mukjizat yang sangat luar biasa bagi mereka. Berita itu menyebar dengan cepat di seluruh kaum Bani Israil.

Ternyata, mukjizat itu sudah disalah artikan oleh sebagian kaumnya. Sebagian dari mereka malah menganggap Uzair adalah anak Allah Swt. Mereka memuja-mujanya. Padahal, itu salah besar, kan? Allah Swt, tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Hal ini tercantum dalm firman-Nya. " Tidaklah selayaknya Alllah Swt mempunyai anak."

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive