multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Hasil Skor Indonesia vs Bahrain 29 Feb 2012 10-0

Berikut adalah berikta kekalahn tim sepak bola Kita dengan Hasil Skor Indonesia vs Bahrain 29 Feb 2012 | Pertandingan Pra Piala Dunia 2014 - Timnas Indonesia jadi bulan-bulanan Bahrain di laga terakhir penyisihan grup Pra Piala Dunia 2014, Rabu 29 Februari 2012 malam WIB. Hingga turun minum, skor 4-0 untuk tuan rumah Bahrain. 

BAGI SAUDARAKU SETANAH AIR JANGAN DI HUJAT atas Kekalahn Timnas Indonesia, Mereka SUDAH BERLARI dAN TERJATUH, Toh Kita sebagai warga negara Indonesia apa yang sudah kita lakukan Kita dukung Timnas

Kenapa Timnas Kalah? karena mungkin usaha yang dilakukan belum maksimal lebih ditingkatkan lagi, kita ambil pelajaranya saja bahwa dipermalukan itu rasanya tidak enak dan saatnya untuk membuk tikan kalian bisa.?

Indonesia sudah harus bermain dengan 10 orang sejak menit 3, usai Samsidar melakukan pelanggaran terhadap salah satu pemain tuan rumah. Wasit tidak ragu mengeluarkan kartu merah bagi pemain Semen Padang tersebut. Penalti yang diambil Ismaeel Abdulatif berbuah gol. 1-0 untuk Bahrain.

Unggul jumlah pemain, Bahrain makin leluasa menekan Indonesia. Hasilnya, tiga gol tambahan bersarang di gawang Indonesia.

Skor 4-0 bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, gawang Indonesia diberondong 6 gol. Skor 10-0 tak berubah hingga pertandingan berakhir.

TAG: Pertandingan bola Timnas, Timnas Kalah dari bahrain 10-0 pelajarn dari timnas, komentar pelatih atas kekalahan timnas
More aboutHasil Skor Indonesia vs Bahrain 29 Feb 2012 10-0

Pengertian Besaran dan Satuan

Bagi yang suka dengan Fisika atau hobi dengan hitung hitung matematika berikut sedikit saya sharing tentang pengertian Besaran dan Satuan, semoga bisa menjadi pencerahan Bagi agan dalam mempelajari Ilmu Matematika..?

Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
  1. dapat diukur atau dihitung
  2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
  3. mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran.
Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
  1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
  2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2
  1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
  2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya. Untuk melihat berbagai rumus dalam bab besaran dan satuan silakan klik http://alljabbar.files.wordpress.com/2008/03/01-besaran-dan-satuan.pdf
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
  1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
  2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
Sumber:http://alljabbar.files.wordpress.com

    TAG:kumpulan rumus matematika smp soal matematika kelas 9 katrol tetap rumus keuntungsn meksnis soal integral fisika contoh soal tabel distribusi frekuensi kelas 10 kumpulan rumus matematika smpciri-ciri getaran rumus atom thomson contoh soalmatematika sistem fisis
    More aboutPengertian Besaran dan Satuan

    10 Galaksi Paling Indah Di Jagat Raya

    Hubble menghasilkan gambaran sebagian kecil dari langit malam kosong. Setiap cahaya di sini adalah galaksi dengan milyaran bintang. Berikut adalah kumpulan dari apa yang saya temukan untuk menjadi galaksi yang paling indah dilihat dari planet kita.
    1.Galaksi Sombrero
    The Sombrero Galaxy (juga dikenal sebagai M104 atau NGC 4594) adalah unbarred galaksi spiral di konstelasi Virgo. Memiliki inti terang, luar biasa besar tonjolan pusat, dan debu terkemuka cenderung jalan dalam disk. Jalur debu yang gelap dan tonjolan memberikan galaksi ini penampilan sebuah sombrero. 
    Galaksi memiliki magnitudo tampak dari 9,0, sehingga mudah terlihat dengan teleskop amatir. Tonjolan besar, pusat lubang hitam supermasif, dan debu jalan semua menarik perhatian para astronom profesional.
    Cahaya dari supernova mencapai bumi pada 23 Februari 1987. Sebagai supernova pertama ditemukan pada tahun 1987, itu berlabel “1987a”. Kecerahan yang memuncak pada Mei dengan besarnya yang jelas sekitar 3 dan perlahan-lahan menurun pada bulan-bulan berikutnya. Ini adalah kesempatan pertama bagi para astronom modern untuk melihat supernova dari dekat.
    2.Galaksi Black Eye
    Sebuah galaksi spiral di konstelasi Coma Berenices, Messier 64, yang terkenal “Black Eye” galaksi atau “Putri Tidur galaksi,” memiliki spektakuler band gelap menyerap debu di depan inti galaksi cerdas. Itu terkenal di kalangan astronom amatir karena penampilannya di teleskop kecil.
    3. Galaksi 2MASX J00482185-2507365 Occulting Pair
    2MASX J00482185-2507365 occulting pair adalah sepasang galaksi spiral yang tumpang tindih yang ditemukan di sekitar NGC 253, yang Pematung Galaxy. Kedua galaksi yang lebih jauh dari NGC 253, dengan latar belakang galaksi, 2MASX J00482185-2507365, tergeletak di pergeseran merah z = 0,06, dan latar depan galaksi NGC yang terletak di antara 253 dan galaksi di latar belakang (0,0008 <0,06).
    Pasangan ini menerangi galaksi distribusi debu galaksi di luar terlihat lengan spiral galaksi. Sejauh yang sebelum ini tak terduga debu melampaui batas-batas berbintang lengan, menunjukkan area baru untuk studi astronomi extragalactic. Lengan yang berdebu memperpanjang 6 kali dengan jari-jari tangan yang berbintang galaksi, dan ditunjukkan gambar siluet di HST terhadap pusat dan bagian inti galaksi di latar belakang.
    4. The Whirlpool Galaxy
    The Whirlpool Galaxy juga dikenal sebagai Messier 51A, M51a, atau NGC 5194, Pusaran Air Galaxy adalah sebuah grand-design berinteraksi galaksi spiral yang terletak pada jarak sekitar 23 juta tahun cahaya di konstelasi Tongkat Venatici. Ini adalah salah satu spiral galaksi paling terkenal di langit.
    Galaksi dan pendamping (NGC 5195) yang mudah diamati oleh astronom amatir, dan kedua galaksi bahkan dapat dilihat dengan teropong. The Whirlpool Galaxy juga merupakan target yang populer astronom profesional, yang mempelajari ke galaksi lebih memahami struktur (terutama struktur yang terkait dengan lengan spiral) dan galaksi interaksi.
    5. Grand Spiral Galaxy
    Grand Spiral Galaxy juga dikenal sebagai NGC 123, galaksi yang menakjubkan ini didominasi oleh jutaan bintang terang dan gelap debu, terperangkap dalam pusaran gravitasi lengan spiral berputar di sekitar pusat. 
    Open cluster yang berisi bintang-bintang biru terang dapat dilihat ditaburkan di sepanjang lengan spiral ini, sementara jalur gelap debu antarbintang padat dapat dilihat ditaburkan di antara mereka. Kurang terlihat, tetapi dapat dideteksi, adalah normal redup miliaran luas bintang-bintang dan gas antar bintang, bersama-sama memegang massa yang tinggi seperti mereka mendominasi dinamika galaksi batin. 
    Invisible adalah jumlah lebih besar materi dalam bentuk yang kita belum tahu – meresap materi gelap yang diperlukan untuk menjelaskan gerakan yang terlihat di luar galaksi.
    6. Supernova 1987 A
    Dua dekade lalu, para astronom melihat salah satu ledakan bintang paling terang di lebih dari 400 tahun: sebuah bintang terkutuk, disebut Supernova 1987a. Gambar ini menunjukkan seluruh wilayah sekitar supernova. Fitur yang paling menonjol dalam gambar adalah sebuah cincin dengan puluhan titik terang.

    Sebuah gelombang kejut material yang disebabkan oleh ledakan bintang yang terempas ke daerah di sepanjang daerah batin cincin, pemanasan mereka, dan menyebabkan mereka bercahaya. Cincin, sekitar tahun cahaya di seberang, mungkin gudang dengan bintang-bintang sekitar 20.000 tahun sebelum meledak. Dalam beberapa tahun berikutnya, seluruh cincin akan menyala seperti menyerap kekuatan penuh kecelakaan.
    Cincin yang menyala-nyala diharapkan menjadi cukup terang untuk menerangi bintang lingkungannya, menyediakan astronom dengan informasi baru tentang bagaimana mengusir bintang materi sebelum ledakan. Gambar itu diambil pada bulan Desember 2006 dengan Kamera Hubble untuk Survei. (Kredit: NASA, ESA, dan R. Kirshner; Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics)
    7.Galaksi NGC 1512
    Sebuah galaksi spiral yang terletak sekitar 30 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Horologium, Galaxy NGC 1512 adalah cukup terang untuk dilihat dengan teleskop amatir. Galaksi adalah sekitar 70.000 tahun cahaya di seberang, yang hampir sama besar dengan kita sendiri galaksi Bima Sakti. 
    Inti galaksi yang luar biasa bagi para “circumnuclear” Starburst cincin, yang merupakan lingkaran luar biasa dari kelompok-kelompok bintang muda yang mencakup beberapa tahun cahaya di 2400. Galaksi “starbursts” adalah episode penuh semangat pembentukan bintang baru dan ditemukan di berbagai galaksi lingkungan. 
    8.Galaksi NGC 3.370
    Galaksi spiral yang berdebu yang terletak sekitar 98 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Leo, pusat NGC 3.370 menunjukkan jalur debu digambarkan dengan baik dan sakit luar biasa yang ditentukan inti. Pandangan ini adalah 3.370 NGC diperoleh oleh Teleskop luar angkasa Hubble menggunakan Kamera untuk survei dan cukup tajam untuk mengidentifikasi individu bintang variabel Cepheid di galaksi.

    Bintang variabel Cepheid yang digunakan untuk menetapkan jarak extragalactic. Pada tahun 1994, Ia sypernova Tipe meledak di NGC 3.370. (Kredit: NASA, The Hubble Heritage Tim dan A. Riess; STScI) galaksi adalah sekitar 70.000 tahun cahaya di seberang, yang hampir sama besar dengan kita sendiri galaksi Bima Sakti. 


    9.M81

    Besar dan indah galaksi spiral M81, di konstelasi bintang biduk utara, adalah salah satu galaksi paling terang terlihat di langit planet Bumi. Luar biasa ini tampilan rinci mengungkapkan inti cerah, lengan spiral besar dan menyapu debu kosmis jalur dengan skala yang sebanding dengan Bima Sakti.

    Mengisyaratkan pada masa lalu yang kacau, debu jalan yang luar biasa berjalan lurus melalui disk, bawah dan kanan dari pusat galaksi, bertentangan dengan M81 terkemuka lainnya fitur spiral. 

    Errant jalur debu yang mungkin melekat erat hasil dari pertemuan antara M81 dan galaksi pendamping yang lebih kecil, M82. Bintang variabel pengawasan di M81 (alias NGC 3031) telah menghasilkan salah satu yang terbaik untuk menentukan jarak galaksi eksternal – 11,8 juta tahun cahaya.
    10. Hoag’s Obyek

    Tidak khas, jenis galaksi yang dikenal sebagai galaksi cincin, penampilan Hoag’s Obyek telah tertarik astronom amatir sebanyak struktur yang lazim terpesona profesional. Apakah ini satu galaksi atau dua? Pertanyaan ini terungkap di tahun 1950 ketika astronom Seni Hoag kebetulan extragalactic pada objek yang tidak biasa ini.

    Di luar adalah sebuah cincin didominasi oleh bintang-bintang biru terang, sedangkan terletak di dekat pusat bola banyak bintang-bintang merah yang mungkin jauh lebih tua. Antara keduanya adalah kesenjangan yang muncul hampir sepenuhnya gelap.

    Bagaimana Hoag’s Obyek terbentuk tetap tidak diketahui, walaupun objek serupa kini telah diidentifikasi dan secara kolektif dicap sebagai bentuk cincin galaksi. Kejadian hipotesis termasuk tabrakan galaksi miliaran tahun yang lalu dan perturbative interaksi gravitasi melibatkan inti berbentuk yang luar biasa. 
    Inti galaksi yang luar biasa bagi para “circumnuclear” Starburst cincin, yang merupakan lingkaran luar biasa dari kelompok-kelompok bintang muda yang mencakup beberapa tahun cahaya di 2400. Galaksi “starbursts” adalah episode penuh semangat pembentukan bintang baru dan ditemukan di berbagai galaksi lingkungan.
    More about10 Galaksi Paling Indah Di Jagat Raya

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) / DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF) APLIKASI NANDA, NOC, NIC


    1. Pengertian
     Demam Dengue (DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari*)  dengan dua atau lebih manifestasi berikut : nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah, nyeri retro orbital, myalgia, atralgia, ruam kulit, hepatomegali *), manifestasi perdarahan *), dan lekopenia.
    Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus Demam Dengue dengan     kecenderungan perdarahan dan manifestasi kebocoran plasma*).
    Sindrom Syok Dengue (SSD)/ Dengue Syok Sindrom (DSS)adalah kasus Demam Berdarah Dengue disertai   dengan manifestasi kegagalan sirkulasi / syok / renjatan *).


    1. Etiologi
    Ø  Gigitan nyamuk Aedes Aigypti


    1. Manifestasi klinik
    Manifestasi perdarahan :
    Ø  Uji Tourniquet  dinyatakan positif  apabila > / ═ 10 petekie pada diameter 1 inci 2,5 cm.
    Ø  Petekie, ekimosis, atau purpura
    Ø  Perdarahan mukosa ( epistaksis, perdarahan gusi )
    Ø  Hematemesis, melena                            
    Ø  Trombositopenia  < 100.000/mm³ *). Biasanya  mulai   hari  ke 3  dan kembali normal  7 – 10 hari sejak permulaan sakit.

    Manifestasi kebocoran plasma :
    Ø  Peningkatan hematokrit > / = 20 %  
    Ø  Penurunan hematokrit > / = 20 % setelah pengobatan
    Ø  Efusi pleura, asites, edema palpebra, atau hipoproteinemia (khususnya albumin)
    Manifestasi Syok :
    Ø  Nadi lemah / kecil dan cepat
    Ø  Tekanan nadi menurun (, 20 mmHg )
    Ø  Hipotensi sesuai umur
    Hipotensi ditentukan dengan tekanan sistolik < 80 mmHg (10,7  kPa) bagi mereka dengan usia kurang dari 5 tahun, atau < 90 mmHg (12,0 kPa) bagi mereka yang berusia lebih atau sama dengan 5 tahun. (Monica Ester, 1999)
    Ø  Kulit dingin dan lembab
    Ø  Gelisah dan lemah
    Ø  Kencing < 1 cc/ Kg BB/Jam ( Oliguria )
    Ø  Perfusi jaringan menurun
    Ø  Nafas cepat dan dalam
    Ø  Kesadaran menurun
    (Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD, 1999)


    Kriteria DBD menurut WHO (WHO, 1997) :
    1.      Klinis :
    Ø  Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
    Ø  Terdapat manifestasi perdarahan : RL tes positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena.
    Ø  Pembesaran hati / hepatomegali
    Ø  Syok
    2.      Laboratorium :
    Ø  Trombositopenia (100.000 mm³  atau kurang)
    Ø  Hemokonsentrasi : peningkatan hematokrit 20 % menurut standar umur dan jenis kelamin.


    Derajat DBD  

    Derajat I
    :
    Demam disertai uji tourniquet positif
    Derajat II
    :
    Derajat I disertai perdarahan spontan

    Derajat III
    :
    Derajat II disertai kegagalan sirkulasi / syok (hipotensi, akral dingin, tekanan nadi < 20 mmHg)

    Derajat IV
    :
    Derajat III disertai syok yang berat (profound syok) : nadi tidak teraba, tekanan darah  tidak terukur




    1. Patofisiologi
                      Ada dua perubahan patofisiologi utama terjadi pada DBD / DSS. Pertama adalah peningkatan permeabilitas vascular yang meningkatkan kehilangan plasma dari kompartemen vascular. Keadaan ini mengakibat-kan hemokonsentrasi, tekanan nadi rendah, dan tanda syok lain, bila ke-hilangan plasma sangat membahayakan. Perubahan kedua adalah gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vascular, trombositopenia, dan koagulopati.

                      Temuan konstan pada DBD / DSS adalah aktivasi system komplemen, dengan depresi besar C3 dan C5. Mediator yang meningkatkan permeabilitas vascular dan mekanisme pasti fenomena perdarahan yang timbul pada infeksi dengue belum teridentifikasi. Kompleks imun telah ditemukan pada DBD tetapi peran mereka belum jelas.

                      Defek trombosit terjadi baik kualitatif dan kuantitatif yaitu beberapa trombosit yang bersirkulasi selama fase akut DBD mungkin kelelahan (tidak mampu berfungsi normal). Karenanya, meskipun klien dengan jumlah trombosit lebih besar dari 100.0000 mm³  mungkin masih mengalami masa perdarahan yang panjang.

                      Mekanisme yang dapat menunjang terjadinya DBD / DSS adalah peningkatan replikasi virus dalam makrofag oleh antibody heterotipik. Pada infeksi sekunder dengan virus dari serotip yang berbeda dari yang menyebabkan infeksi primer, antibody reaktif silang yang gagal untuk menetralkan virus dapat meningkatkan jumlah monosit terinfeksi saat kompleks antibody-virus dengue masuk ke dalam sel ini. Hal ini selanjutnya dapat mengakibatkan aktivasi reaktif silang CD4+ dan CD8+ limfosit sitotoksik. Pelepasan cepat sitokin yang disebabkan oleh aktivasi sel T dan oleh lisis monosit terinfeksi di media oleh limfosit sitotoksik yang dapat mengakibatkan rembesan plasma dan perdarahan yang terjadi pada DBD. (Monica Ester, 1999)
                                                                
    Text Box:               Fase-fase pada DBD :
    1.      Fase Inkubasi : 9-11 hari
    2.      Fase Akut       : hari ke 1-3
    3.      Fase Kritis     : hari 4-6
    4.      Fase Penyembuhan : hari 7-10                                                                                                           
    Apabila setelah hari ke 7 masih terjadi kenaikan suhu badan perlu dipikirkan 3 hal :
    1.      Proses pirogen : karena infuse terlalu lama
    2.      Proses alergi
    3.      Proses infeksi
                (Materi Pelatihan Keperawatan Profesional Dasar Anak, 2002)

    1. Komplikasi
    1.      Syok
    2.      Sepsis
    3.      Ensefalopati
    4.      Gagal Ginjal Akut
    5.      Edema pulmo
    6.      Perdarahan GIT
    7.      Perdarahan Intra Kranial
    8.      DIC
         (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAI, 2004)

    1. Pemeriksaan Penunjang
    1.      AT dan Hmt serial, Hb, Gol darah, CT, BT
    2.      Ro thorak : adakah efusi pleura
    3.      USG : kelainan vesika felea
          (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAI, 2004)

    1. Penatalaksanaan
    1.      Keperawatan
    a.       Memonitor vital sign
    b.      Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang 
    c.       Memonitor tanda dehidrasi dan overhidrasi
    d.      Memonitor tanda-tanda syok
    e.       Memonitor perdarahan dan kebocoran plasma
    f.       Mengelola infuse dan tranfusi
    g.      Memenuhi kebutuhan nutrisi
    h.      Mengontrol dan mengatasi demam
    i.        Tirah baring
    j.        Mengelola pemberian oksigen jika diperlukan

    2.       Medis
    a.       Terapi intravena : RL, Asering
    b.      Tranfusi sesuai kebutuhan : plasma , trombosit, Whole Blood
    c.       Antipiretik : paracetamol 10 mg/kg BB/pemberian. Tidak boleh diberikan aspirin, Proris / ibuprofen dapat memperberat trombositopenia
    d.      Oksigenasi jika diperlukan
    e.       Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati, atau jika ada infeksi sekunder

    1.  Asuhan Keperawatan
    1.      Pengkajian
    a.       Identitas : umur, alamat  (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah ada yang terkena DB ?)
    b.      Riwayat Kesehatan    
    1)      Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas, muntah, epistaksis, perdarahan gusi   
    2)      Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai panas ?
    3)      Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) 
    4)      Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
    5)      Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh kembang ?
    6)      Riwayat imunisasi
    c.       Pemeriksaan Fisik
    1)      Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan, usia)
    2)      Pemeriksaan persistem
    a)      Sistem persepsi sensori :
    Ø  Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak, cekung / normal
    Ø  Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
    b)      Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing
    c)      Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping hidung, odem pulmo, krakles
    d)     Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat / dingin, epistaksis, sianosis perifer, nyeri dada
    e)      Sistem gastrointestinal :
    Ø  Mulut : membran mukosa lembab / kering, perdarahan gusi
    Ø  Perut  : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi,    nyeri, asites, lingkar perut ?
    Ø  Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau, konsistensi,  darah,  melena
    f)       Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis, kulit kering / lembab, perdarahan bekas tempat injeksi ?
    g)      Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria  / anuria

    d.      Pola Fungsi Kesehatan
    1)      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,
    2)      Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah
    3)      Pola eleminasi
    a)      Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ), konsistensi, bau,  darah
    b)      Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
    4)      Pola aktifitas dan latihan
    5)      Pola tidur dan istirahat
    6)      Pola kognitif dan perceptual
    7)      Pola toleransi dan koping stress
    8)      Pola nilai dan keyakinan
    9)      Pola hubungan dan peran
    10)  Pola seksual dan reproduksi
    11)  Pola percaya diri dan konsep diri

     
    2.      Diagnosa Keperawatan
    1)      Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi,  viremia   
    2)      PK: Syok Hipovolemia b.d dengan kebocoran plasma, perdarahan,  
    3)      Takut b.d prosedur pengambilan darah (cek AT dan Hmt serial), hospitalisasi.
    4)      Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
    5)      Defisit self care b.d kelemahan, sesak nafas
    6)      Kerusakan pertukaran gas b.d akumulasi cairan di rongga paru
    7)      Resiko kelebihan volume cairan



    Rencana Keperawatan

    1.
    Hipertermi b.d, pening-katan metabolik, viremia

    Batasan karakteristik :
    -          Suhu tubuh > nor-mal
    -          Kejang
    -          Takikardi
    -          Respirasi meningkat
    -          Diraba hangat
    -          Kulit memerah


    Setelah dilakukan tindak-an perawatan selama … X 24 jam suhu badan pasien normal,  dengan kriteria :

    Termoregulasi (0800)
    -          Suhu kulit normal
    -          Suhu badan 35,9˚C-  37,3˚C
    -          Tidak ada sakit kepa-la / pusing
    -          Tidak ada nyeri otot
    -          Tidak ada perubahan warna kulit
    -          Nadi, respirasi dalam     batas normal
    -          Hidrasi adequate
    -          Pasien menyatakan   nyaman
    -          Tidak menggigil
    -          Tidak iritabel / gra-gapan /   kejang


    Pengaturan Panas (3900)
    1.       Monitor suhu sesuai kebutuhan
    2.       Monitor  tekanan darah, nadi dan respirasi
    3.       Monitor suhu dan warna kulit
    4.       Monitor dan laporkan tanda dan gejala  hipertermi
    5.       Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
    6.       Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang    tinggi
    7.       Berikan obat antipiretik
    8.       Berikan obat  untuk mencegah atau me-ngontrol  menggigil

    Pengobatan Panas (3740)
    1.       Monitor suhu sesuai kebutuhan
    2.       Monitor IWL
    3.       Monitor suhu dan warna kulit
    4.       Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
    5.       Monitor derajat penurunan kesadaran
    6.       Monitor kemampuan aktivitas
    7.       Monitor leukosit, hematokrit, Hb
    8.       Monitor intake dan output
    9.       Monitor adanya aritmia jantung
    10.    Dorong peningkatan intake cairan
    11.    Berikan cairan intravena
    12.    Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
    13.    Dorong atau lakukan oral hygiene
    14.    Berikan obat antipiretik untuk mencegah klien menggigil / kejang
    15.    Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab demam
    16.    Berikan oksigen
    17.    Kompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila.
    18.    Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut 
    19.    Anjurkan klien memakai   baju berbahan dingin, tipis dan menyerap keringat

    Manajemen Lingkungan (6480)
    1.       Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
    2.       Berikan tempat tidur dan kain / linen yang bersih  dan nyaman
    3.       Batasi pengunjung

    Mengontrol Infeksi (6540)
    1.       Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan
    2.       Gunakan sabun untuk mencuci tangan
    3.       Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan  kegiatan perawatan klien
    4.       Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan  SOP
    5.       Berikan perawatan kulit di area yang odem
    6.       Dorong klien untuk cukup istirahat
    7.       Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik    
    8.       Anjurkan klien minum antibiotik sesuai advis dokter                                                                                                                                                                                                                                                            

    2.
    PK: Syok hipovolemia b.d kebocoran plasma, perdarahan , dehidrasi










    Setelah dilakukan tindak-an / penanganan   selama 1 jam   diharapkan klien mempunyai perfusi yang adekuat, dengan criteria :

    Kriteria hasil :
    -          Amplitudo nadi perifer  meningkat
    -          Pengisian kapiler singkat (< 2 detik)
    -          Tekanan darah dalam rentang normal
    -          CVP > atau = 5 cm H2O
    -          Frekuensi jantung teratur
    -          Berorientasi terhadap waktu, tempat, dan orang
    -          Keluaran urin > atau = 30 ml/jam
    -          Akral hangat
    -          Nadi teraba
    -          Membran mukosa lembab
    -          Turgor kulit normal
    -          Berat badan stabil dan dalam batas normal
    -          Kelopak mata tidak cekung
    -          Tidak demam
    -          Tidak ada rasa haus yang sangat
    -          Tidak ada napas pen-dek /kusmaul


    1.       Kaji dan catat status perfusi perifer. Laporkan temuan bermakna : ekstremitas dingin dan pucat, penurunan amplitude nadi, pengisian kapiler lambat.
    2.       Pantau tekanan darah pada interval sering ; waspadai pada pembacaan lebih dari 20 mmHg di bawah rentang normal klien atau indicator lain dari hipotensi : pusing, perubahan mental, keluaran urin menurun.
    3.       Bila hipotensi terjadi, tempatkan klien pada posisi telentang untuk meningkatkan aliran balik vena. Ingat bahwa tekanan darah > atau = 80/60 mmHg untuk perfusi koroner dan arteri ginjal yang adekuat.
    4.       Pantau CVp (bila jalur dipasang) untuk menentukan keadekuatan aliran balik vena dan volume darah; 5-10  cm H2O biasanya dianggap rentang yang adekuat. Nilai mendekati 0 menunjukkan hipovolemia, khususnya bila terkait dengan keluaran urin menurun, vasokonstriksi, dan peningkatan frekuensi jantung yang ditemukan pada hipovolemia.
    5.       Observasi terhadap indicator perfusi serebral menurun : gelisah, konfusi, penurunan tingkat kesadaran. Bila indicator positif terjadi, lindungi klien dari cidera dengan meninggikan pengaman tempat tidur dan menempatkan tempat tidur pada posisi paling rendah. Reorientasikan klien sesuai indikasi.
    6.       Pantau terhadap indicator perfusi arteri koroner menurun : nyeri dada, frekuensi jantung tidak teratur.
    7.       Pantau hasil laboratorium terhadap BUN (>20 mg/dl) dan kreatinin (>1,5 mg/dl) meninggi ; laporkan peningkatan.
    8.       Pantau nilai elektrolit terhadap bukti ketidak seimbangan , terutama Natrium (>147 mEq/L) dan Kalium (>5 mEq/L). Waspadai tanda hiperkalemia : kelemahan otot, hiporefleksia, frekuensi jantung tidak teratur. Juga pantau tanda hipernatremia, retensi cairan dan edema.
    9.       Berikan cairan sesuai program untuk meningkatkan volume vaskuler. Jenis dan jumlah cairan tergantung pada jenis syok dan situasi klinis klien : RL, Asering
    10.    Siapkan untuk pemindahan klien ke ICU/PICU
    (Keperawatan Medical Bedah : Swearingen : 1996)
    3.









































    Takut b.d prosedur pe-ngambilan darah, hos-pitalisasi, pengalaman / lingkungan yang kurang bersahabat. (00148)

    Batasan karakteristik :
    -          Panik
    -          Teror
    -          Perilaku menghindar atau menyerang
    -          Impulsif
    -          Nadi,  respirasi,  TD sistolik meningkat
    -          Anoreksia
    -          Mual, muntah
    -          Pucat
    -          Stimulus sebagai ancaman
    -          Lelah
    -          Otot tegang
    -          Keringat meningkat
    -          Gempar
    -          Ketegangan me-ningkat
    -          Menyatakan takut
    -          Menangis
    -          Protes
    -          Melarikan diri










    Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama … X 24 jam rasa takut klien berkurang, dengan criteria :

    Fear control (1404) :
    -          Klien tidak menye-rang atau menghin-dari sumber yang menakutkan
    -          Klien menggunakan teknik relaksasi   un-tuk mengurangi takut
    -          Klien mampu meng-ontrol respon takut
    -          Klien tidak melarika diri
    -          Durasi takut menu-run
    -          Klien kooperatif saat dilakukan perawatan dan pengobatan

    Anxiety control (1402)
    -          Tidur pasien adekuat
    -          Tidak ada manifes-tasi fisik
    -          Tidak ada manifes--tasi perilaku
    -          Klien mau berinter-aksi sosial












    Coping enhancement  (5230)
    1.       Kaji respon takut klien : data objektif dan subyektif
    2.       Jelaskan klien / keluarga tentang proses penyakit
    3.       Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan pengobatan
    4.       Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan sentuhan, mengijinkan menangis, berbicara dll)
    5.       Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
    6.       Berikan pilihan yang realistic tentang aspek perawatan
    7.       Dorong klien untuk melakukan aktifitas social dan komunitas
    8.       Dorong penggunaan sumber spiritual
    Anxiety Reduction (5820)
    1.       Jelaskan semua prosedur termasuk pe-rasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur
    2.       Berikan objek yang memberikan rasa aman
    3.       Berbicara dengan pelan dan tenang
    4.       Membina hubungan saling percaya
    5.       Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan pasien
    6.       Dengarkan klien dengan penuh perhatian
    7.       Ciptakan suasana saling percaya
    8.       Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi klien dan takut secara verbal
    9.       Berikan aktivitas/peralatan yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
    10.    Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi
    11.    Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan kesukaan dari rumah
    12.    Mengusahakan untuk tidak mengulang pengambilan darah
    13.    Libatkan orang tua dalam perawatan dan pengobatan
    14.    Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
    4.
    Defisit self care berhu-bungan dengan kelemah-an

    NOC:
    Perawatan diri :
    (mandi, Makan Toiletting, berpakaian)
    Setelah diberi motivasi perawatan selama ….x 24  jam, klien mengerti cara memenuhi ADL secara bertahap sesuai kemam-puan, dengan indicator :
    ·     Mengerti secara seder-hana cara  mandi, ma-kan, toileting, dan ber-pakaian serta mau men-coba secara aman tanpa cemas
    ·     Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa keluhan dalam me-menuhi ADL
    NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting
    Aktifitas:
    1.     Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
    2.     Libatkan klien dan dampingi
    3.     Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan sendiri
    NIC: ADL Berpakaian
    Aktifitas:
    1.     Informasikan pada Klien dalam memilih pakaian selama perawatan
    2.     Sediakan pakaian di tempat yg mudah di jangkau
    3.     Bantu berpakaian yang sesuai
    4.     Jaga privcy klien
    5.     Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai

    NIC: ADL Makan
    1.     Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman
    2.     Dampingi saat makan
    3.     Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
    4.     Beri rasa nyaman saat makan
    5.
    Cemas orang tua b.d perkembangan  penyakit anaknya (perdarahan, lemah, rewel, sesak na-fas, gelisah)

    Batasan karakteristik :
    -          Orang tua sering bertanya
    -          Orang tua meng-ungkapkan perasaan cemas
    -          Khawatir
    -          Kewaspadaan me-ningkat
    -          Mudah tersinggung
    -          Gelisah
    -          Wajah tegang, me-merah
    -          Kecenderungan me-nyalahkan orang lain


    Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama         … X pertemuan kece-masan  orang tua  berku-rang, dengan kriteria :

    Anxiety control (1402)
    -          Tidur   adekuat
    -          Tidak ada manifest-tasi fisik
    -          Tidak ada manifest-tasi perilaku
    -          Mencari informasi untuk mengurangi cemas
    -          Menggunakan teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
    -          Berinteraksi social

    Aggression Control (1401)
    -          Menghindari kata yang meledak-ledak
    -          Menghindari perila-ku yang merusak
    -          Mampu mengontrol verbal

    Coping (1302)
    -          Mampu mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
    -          Mampu mengontrol verbal
    -          Melaporkan stress / cemasnya berkurang
    -          Mengungkapkan me-nerima keadaan
    -          Mencari informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
    -          Memanfaatkan du-kungan social
    -           
    Anxiety control (1402)
    -          Tidur   adekuat
    -          Tidak ada manifest-tasi fisik
    -          Tidak ada manifest-tasi perilaku
    -          Mencari informasi untuk mengurangi cemas
    -          Menggunakan teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
    -          Berinteraksi social

    Aggression Control (1401)
    -          Menghindari kata yang meledak-ledak
    -          Menghindari perila-ku yang merusak
    -          Mampu mengontrol verbal

    Coping (1302)
    -          Mampu mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan ti-dak efektif
    -          Mampu mengontrol verbal
    -          Melaporkan stress / cemasnya berkurang
    -          Mengungkapkan me-nerima keadaan
    -          Mencari informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
    -          Memanfaatkan du-kungan sosial



    Coping enhancement  (5230)
    1.       Kaji respon cemas orang tua
    2.       Jelaskan orang tua tentang proses penyakit anaknya
    3.       Jelaskan orang tua tentang prosedur pemeriksaan, perawatan dan pengobatan
    4.       Beritahu dan jelaskan setiap perkem-bangan penyakit anaknya
    5.       Dorong penggunaan sumber spiritual

    Anxiety Reduction (5820)
    1         Jelaskan semua prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur
    2         Berikan objek yang dapat memberikan ra-sa aman
    3         Berbicara dengan pelan dan tenang
    4         Membina hubungan saling percaya
    5         Dengarkan   dengan penuh perhatian
    6         Ciptakan suasana saling percaya
    7         Dorong orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal
    8         Berikan peralatan / aktivitas yang  meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
    9         Anjurkan untuk menggunakan teknik re-laksasi
    10     Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung




    DAFTAR PUSTAKA

    -          Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
    -          Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika
    -          Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise, Yogyakarta, 2005
    -          Fakultas Kedokteran UGM, Demam Berdarah Dengue : Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalamTatalaksana Kasus DBD, Yogyakarta, 1999
    -          Hardiono D. Pusponegoro dkk, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, 2004
    -          Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta, 1996
    -          Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996
    -          Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005
    -          Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment : terjemahan, EGC, 1998
    -          Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000
    -          Monica Ester, Demam Berdarah Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian : terjemahan WHO 1997, EGC Jakarta, 1999
    -          Swearingen, Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing : terjemahan, EGC, 2000
    -          Tri Atmadja DS,  Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
    -          ---------------------, Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Profesional Dasar A                                                                                                                                                                                                                                                                    nak, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2002
    -          --------------------, Kumpulan Materi Pelatihan Paediatrik Intensive Care Unit, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 2005
    More aboutASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) / DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF) APLIKASI NANDA, NOC, NIC

    Blog Archive