Klinik Dignitas di Swiss tidak ditujukan untuk menyembuhkan para pasiennya. Sebaliknya, klinik ini dibangun khusus untuk para pasien yang ingin mengakhiri hidupnya yang sudah tidak punya harapan sembuh atau euthanasia.
Adalah Craig Ewert, 59, yang setuju akhir kisah hidupnya di klinik tersebut disiarkan dalam sebuah acara televisi di Inggris, Rabu (10/12). Dalam acara Right To Die - The Suicide Tourist, yang disiarkan langsung lewat Sky Real Lives, kematian Ewert untuk pertama kalinya disyuting televisi Inggris.
Adegan mengejutkan akan terekspose saat Ewert mematikan alat bantu pernapasannya, sebelum akhirnya ia minum dosis besar obat penenang. Dan 45 menit berikutnya, pensiunan professor dari Harrogate, Yorkshire Utara ini meninggal dengan tenang, ditemani istri tercinta, Mary pada 26 September 2006.
Adegan bunuh diri ini nampaknya akan memicu debat panjang mengenai boleh tidaknya hal tersebut dilakukan. Belum lagi pertanyaan mengenai kepantasan menyiarkan hal tersebut di televisi.
Ewert mengaku mengambil keputusan itu karena tidak tahan dengan derita penyakit motor neuron yang melumpuhkan seluruh tubuhnya. Daripada ia menjadi mayat hidup dan menyusahkan orang-orang di sekelilingnya, ia memutuskan mati di klinik euthanasia kontroversial itu.
“Saya lelah dengan penyakit ini, namun saya tidak lelah dengan hidup ini. Saya masih menikmati hidup yang sebenarnya masih ingin saya lanjutnya, tapi itu tidak mungkin,” jelas Ewert.
Menurutnya, ia lebih baik mengakhiri perjalanan hidupnya dan melanjutkannya di alam lain. “Jika Anda divonis lumpuh dan tidak bisa berbicara, bagaimana mungkin orang lain tahu Anda menderita. Hal ini benar-benar kompleks,” lanjutnya.
Toh, penayangan program acara ini dikecam habis-habisan oleh Direktur Mediawatch Inggris, John Beyer. Menurutnya, ini isu politik yang kuat dan bisa berpengaruh pada opini publik.
“Jika program ini tidak seimbang dan hanya mempromosikan euthanasia maka ini akan menimbulkan reaksi keras. Tidak hanya di masyarakat namun juga bisa mengubah undang-undang,” kecam Beyer.
Ewert didiagnosa mengalami Motor Neurone Disease (MND) pada April 2006, sama seperti Profesor Stephen Hawking. Ia mendapat penjelasan bila ia masih bisa hidup dua hingga lima tahun mendatang. Sayangnya, penyakit ini justru lebih cepat menyebar dari yang diperkirakan. Ewart harus tergantung penuh pada istrinya. Bahkan ia membutuhkan bantuan ventilator untuk bernapas.
Dan inilah yang membuat keputusan Ewert semakin mantap untuk mengakhiri hidupnya. Ia membayar Dignitas 3.000 poundsterling untuk tindakannya, kresmasi dan pemulangan abunya ke Inggris.
sumber artikel
No comments:
Post a Comment