multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Irak Makin Mirip Negeri Kuburan


(AFP/Wissam al-Okaili)

Baghdad – Bukannya makmur dan tenteram, kondisi Irak malah makin hancur-hancuran. Padahal, lima tahun sudah, pemerintahan Saddam Hussein jatuh. Angka kematian terus meningkat dari hari ke hari. Irak kini lebih pantas disebut negeri kuburan.

Negeri kuburan? Perumpamaan itu tidaklah terlalu berlebihan. Hampir setiap hari terjadi kekerasan yang menelan korban jiwa. Para korban itu bukan hanya berasal dari warga setempat, tetapi juga warga asing, terutama anggota pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat.

Bahkan, jumlah kematian anggota pasukan AS, hingga Rabu (30/4), mencapai 50 orang, jumlah tertinggi dalam sebulan sejak tujuh bulan terakhir. Dari jumlah itu, lebih dari separuh tewas akibat bentrok dengan para pejuang Syiah di Baghdad.

Tak hanya itu, jumlah kematian sangat tinggi juga terjadi pada warga sipil Irak. Penyebabnya bukan saja akibat konflik sektarian antara kelompok Sunni dan Syiah, tetapi juga imbas dari serangan militer pasukan pemerintah dan AS terhadap basis pertahanan Tentara Mahdi di Kota Sadr.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, pemerintah Irak yang didukung pasukan AS dan Inggris menyerbu gerilyawan pimpinan ulama Syiah Moqtada al-Sadr yang dituduh Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki telah menggunakan tameng manusia dalam peretmpuran di Kota Sadr.

Pertempuran di Kota Sadr tak menunjukkan tanda-tanda bakal mereda meskipun al-Sadr telah menegaskan tidak akan menyerang pasukan pemerintah, kecuali terhadap pasukan asing. Justru korban tewas akan semakin meningkat dalam beberapa waktu mendatang, karena Tentara Mahdi sudah bertekad untuk mengusir tentara pendudukan asing dari bumi Irak.

Ancaman itu memang terbukti dari munculnya serangan paling mematikan terhadap pasukan asing, Rabu (30/4). Kelompok perlawanan Syiah menyerang sebuah pos pemeriksaan AS dengan menggunakan mortar dan senjata otomatis. Setelah itu pasukan Tentara Mahdi membakar pos militer itu, yang berakibat tewasnya tujuh prajurit AS. Konflik itu juga menelan 10 nyawa anggota Tentara Mahdi.

Kejadian itu tentu akan membuat nyali pasukan asing semakin ciut. Betapa tidak, baru sehari sebelumnya, lima prajurit AS tewas di kota itu. Dua insiden itu telah menyumbang jumlah kematian di kubu pasukan AS menjadi 50 orang selama April, dengan 27 di antaranya tewas di Baghdad. Jumlah ini adalah yang tertinggi secara bulanan sejak September lalu yang menelan 65 tentara AS.

Belum lagi jika dihitung sejak AS menginvasi Irak pada 2003 lalu. Jika semua dihitung, maka didapat angka sedikitnya 4.062 personel militer AS tewas di Irak. Dan kemudian bertambah menjadi 4.063 ketika seorang tentara AS tewas akibat sebuah ledakan bom di Provinsi Ninevah, Kamis pagi (1/5).

Sementara di seluruh Irak, sedikitnya 1.080 warga sipil Irak dan pasukan keamanan tewas selama April, atau rata-rata 36 kematian per hari. Angka itu lebih rendah dari catatan selama Maret yang mencapai total 1.269 jiwa, atau rata-rata 41 per hari.

Kematian di pihak warga sipil Irak memang cenderung meningkat tahun ini, dan melonjak tajam setelah al-Maliki melancarkan operasi terhadap kelompok garis keras Syiah pada 25 Maret di kota Basra. Bentrokan itu kemudian menjadi-jadi di Kota Sadr, yang menjadi pusat kekuatan Tentara Mahdi.

Saat ini masih sulit menghitung jumlah warga sipil yang tewas dalam konflik bersenjata di Kota Sadr.

Seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri yang menolak menyebutkan identitasnya mengatakan secara keseluruhan tercatat 479 orang tewas di Kota Sadr sejak pertempuran meletus pada akhir Maret.

Jika melihat jumlah kematian yang diprediksi bakal terus meningkat itu hendaknya dijadikan renungan bagi pasukan AS dan pasukan asing lainnya di Irak. Mereka seharusnya lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan memberi kepercayaan penuh kepada pemerintahan koalisi Irak pimpinan PM al-Maliki untuk memulihkan keadaan.

Tetapi, jika mereka tetap mendesakkan pendekatan kekerasan dan hasut-menghasut, keadaannya justru akan semakin runyam. Tak hanya warga sipil Irak yang akan menjadi korban, tapi pasukan asing juga akan terkena getahnya. Akibatnya, selain akan semakin banyak anggota mereka yang tercabut nyawanya, semakin meningkat pula jumlah janda dan anak tanpa ayah di Amerika. Belum lagi biaya perang yang akan terus melonjak dan semakin menggerus perekonomian. [I4]

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive