multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Aku Alami Pelecehan Seksual Berkali-kali


Dunia mungkin sudah mendekati kiamat, ada-ada saja tingkah polah manusia yang jauh dari nilai kemanusiaannya. Beberapa bulan belakangan aku mengalami hal-hal yang membuatku sangat trauma berpergian dengan menggunakan kendaraan umum tak terkecuali beberapa merk taksi yang memang tak begitu terkenal namanya. Aku sengaja menceritakan pengalaman ini agar masyarakat, khususnya perempuan untuk berhati-hati jika berada dalam kendaraan umum.

Sebelum aku melanjutkan kisahku ini, perkenankan aku memperkenalkan diri, namaku Lili (bukan nama sebenarnya), usiaku saat ini 23 tahun. Aku bekerja di perusahaan swasta yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Karena lokasi tempat tinggalku yang ada di ujung timur Jakarta, mau tak mau aku selalu menggunakan kendaraan umum untuk menuju ke kantor setiap harinya.

Karena antara tempat tinggalku dengan kantor cukup jauh, aku selalu berangkat pagi-pagi sekali. Terkadang aku merasa sangat khawatir karena seringkali aku hanya sendirian saja dalam angkot. Kekhawatiran itu aku siasati dengan duduk di samping sopir. Aku berfikir, jika aku memilih duduk di sebelah sopir aku akan aman dari tindak kejahatan.

Namun rupanya cara itu tak sepenuhnya bisa membuatku aman. Karena pernah suatu kali aku mendapatkan perlakuan yang begitu menjijikan justru dari si sopir itu sendiri. Waktu itu seperti biasa memilih duduk di depan persis di samping sopir. Saat pertama naik aku memang merasakan pandangan aneh dari sopir angkot tersebut, tapi aku tak menghiraukannya. Aku pikir itu cuma perasaanku saja.

Selang beberapa menit kemudian, si sopir menyapaku untuk sekedar berbasa-basi. Yang membuatku risih mataya selalu menatap kearah kaki dan pahaku. Kebetulan saat itu aku memang menggunakan busana yang agak minim di bagian bawah, alhasil bagian lutut ke atas agak terbuka sedikit. Sambil senyum-senyum si sopir mulai bertingkah aneh, sebentar-sebentar ia mengeluskan tangan di bagian pangkal pahanya.

Selanjutnya, aku benar-benar mengalami peristiwa yang sangat menjijikan seumur hidupku. Saat itu dengan jelas aku menyaksikan si sopir membuka retsleting celananya dan sesaat kemudian ada ‘sesuatu’ yang mengacung di antara kedua pahanya. Aku langsung memalingkan wajahku ke samping dan memintanya untuk menghentikan laju kendaraan. Namun ia tak menghiraukannya, kulihat tangan kanannya bergerak-gerak seperti tengah menumbuk sesuatu, sementara nafasnya semakin memburu.

Beberapa detik kemudian ia menghentikan kendaraannya, dengan nafas yang masih memburu ia kembali merapikan celananya yang sempat melorot. Saat itulah aku mengambil kesempatan untuk keluar dari dalam angkot tersebut dan secepatnya lari menjauh. “Eh mau kemana neng, saya udah selesai nih, lumayan neng buat ngurang-ngurangin tegangan,” kalimat itu masih sempat kudengar. Iiihh...amit-amit deh.

Sejak kejadian itu aku tak berani lagi naik angkot. Sebagai gantinya aku naik ojek untuk mencapai terminal bus. Dari terminal ini aku melanjutkan dengan naik bus menuju kantor. Namun ternyata kejahatan berbentuk pelecehan seks ini bisa terjadi dimana saja, di angkot, taksi maupun di dalam bus. Aku juga pernah mengalami hal yang sama bahkan lebih menjijikan dan mengerikan dari sebelumnya.

Kejadian tersebut memang berselang waktu yang cukup lama dengan kejadian pertama. Saat itu aku duduk di bagian belakang pojok kanan, tepat di samping jendela (satu baris setelah bangku paling belakang). Karena saat jam kerja, bus yang aku tumpangi dalam keadaan penuh sesak. Dalam keadaan sesak itu tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh leherku, saat menoleh aku langsung gemetar, detak jantung dan aliran darahku seakan berhenti saat aku sadar bahwa yang menempel di leherku adalah alat kelamin pria yang sudah menegang.

Selama hampir satu menit aku merasakan perasaan yang tak menentu sebelum akhirnya aku menangis dan laki-laki itu dengan tergesa-gesa merapikan celananya dan sesaat kemudian menghilang entah kemana. Karena shock aku tak melanjutkan perjalanan itu dan memilih untuk kembali ke rumah. Setelah kejadian itu, selama satu minggu aku tidak masuk kantor karena trauma dan shock.

Saat ini aku tak lagi menggunakan alat transportasi umum, aku lebih suka menggunakan jasa ojek dari rumah langsung menuju kantorku. Walau agak mahal, aku menilai alat transportasi satu ini lebih menjamin keamananku dari orang-orang sinting yang memiliki prilaku seksual menyimpang. Aku juga menghimbau para perempuan yang menggunakan alat transportasi umum untuk berhati-hati dan waspada. Kalaupun terpaksa, pilihlah tempat duduk yang relatif aman menurut anda. (rn)


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive